Social Icons

Rabu, 02 Januari 2013

Kembalikan Kebahagian Anak-Anak

Rabu, 02 Januari 2013..
2013.. Yaa, 2013.. Tahun sudah bertambah lagi, artinya waktu terus berjalan dan peradaban semakin maju. Kemajuan yang tak hanya menciptakan terobosan positif, melainkan juga meninggalkan banyak goresan negatif. Salah satu yang sangat disayangkan adalah perbedaan perilaku "anak-anak" dari jaman ke jaman.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa keadaan anak-anak Indonesia saat ini sungguh memprihatinkan (hanya untuk yang peduli dan perhatian sih :p) Kalau bahasa kerennya mungkin "mengalami degradasi moral" huehehe wah wah bahaya banget nih mengingat berpuluh-puluh tahun ke depan nasib bangsa ada di tangan mereka.

Sewaktu berseluncur di dunia maya, dengan mengetikkan kata "perbedaan anak jaman dulu dan jaman sekarang" hasilnya cukup banyak lho, akan saya kutip beberapa di postingan kali ini. Let's enjoy! ^^




Dari 2 gambar di atas silahkan klik untuk memperbesar :D Sumbernya saya dapat dari sini. Saya cukp tertawa miris membacanya, kalau katanya bang haji Roma sih, T E R L A L U......


 2 gambar ini juga boleh diklik untuk memperbesar :) Saya ambil dari sini.. Penulis juga menyertakan beberapa perbedaan permainan yang dilakukan. Kalu jaman dulu, mainannya masih kelereng, benteng-bentengan, petak umpet, pokoknya tradisional dan asli laaah. Kalau sekarang? Internet, game online, tv, sudah jadi sahabat sehari-hari tuh :p

Sudah cukup review postingan orang lainnya, sekarang saatnya nge-share apa yang ada di pikiran-pikiran saya nih, boleh kan? ^^


Saya sangat setuju dengan dua cuplikan postingan di atas. Dalam realita perjalanan saya sehari-haripun, fenomena tersebut berungkali saya temui, bahkan melalui lingkungan terdekat saya. Dan saya rasa, saya pun terlibat dalam aksi perubahan ini. Tetapi saya bersyukur karena setidaknya saya masih sempat merasakan kebahagiaan orisinil yang memang menjadi hak bagi usia anak-anak. Bisa dibilang, saya (dan mungkin semuanya yang seumuran) cukup beruntung karena berada dalam masa transisi, tak terlalu mengarah pada golongan "jadul" tapi tak juga terlalu "gaul".,


Saya dan teman-teman masih sempat merasakan kejayaan Joshua, Tasya dan lainnya dengan tembang-tembang khas polosnya anak kecil. Kami juga sempat merasakan perjuangan permainan-permainan tradisional yang benar-benar menghasilkan peluh, luka dan noda.

Kalau anak sekarang? Figur Joshua dan penyanyi cilik lainnya tergantikan oleh boy band junior (yang dulunya saya kira itu boy band yang digawangi pemuda-pemuda tanggung), penyanyi cilik tak kalah banyak siiih, tapi ya gitu... Kok yang dibawakan berat banget? Cintaaaaa terus, memang sudah tahu artinya cinta, dek? Oh iya, sudah gaul se, sudah modern ya? Jadi seumuran TK aja udah paham th cinta-cintaan *jleb*


Ga hanya itu bos! Anak jaman sekarang nih, ga mau repot lho. Jadi kalau jaman kita lagi seru lari kejar-kejaran, bermain di lapangan, hujan-hujan sampai gelundungan guling-guling di tanah, mereka asyik aja di depan monitor seharian 25 jam! Nah lho padahal satu hari hanya 24 jam tapi ini bisa keimbuhan jadi 25 jam. Saking hebatnya tuh ;)
Saya punya beberapa contoh riil yang sangat dekat. Adik saya sendiri nih, sehari-harinya hanya menghabiskan waktu untuk bermain, orang tua sampai hampir nyerah tuh ngadepinnya. Bayangin ya, bangun tidur bukannya langsung ke kamar mandi ngapain gitu, eeh ini malah menghidupkan laptop duduk manis daaan bermain PB! PB? Apa itu? Yang saya tahu sih PB itu inisial guru fisika saya hehe :p Bukan ding, PB itu Point Blank salah satu game online yang katanya sangat membuat orang kecanduan. Selain PB, permainan favoritnya yaitu Baseball. Hanya dengan menekan tombol spasi, ia sudah bisa memukul bola dan menang! Heran, apa asyiknya sih? Enakan juga pegang tongkat baseball beneran, mukul, melihat seberapa jauh pukulan kita daaaaaan lari dan goooool! *Eh, itu sepakbola -,-.

Contoh kedua datang dari adik sepupu dan ponakan-ponakan yang masih kuecil-kecil.. Antara usia TK-SD kelas 2 laah~ Saya sedikit kaget waktu diajak bermain Play Station. Apa yang terjadi? Saya diajari bermain GTA (Grand Thef Auto) yang permainannya gak banget deh kalau untuk ukuran mereka, banyak adegan kekerasannya.. Lalu..... Smack Down, dan lagi-lagi saya diajari. -___- Tahu sendiri kan smack down itu permainan apa? Sudah nyiksa orang, banting-bantingan dan banyak perempuan-perempuan sexy nyaaa ~ Masih banyak lagi deh pokoknya permainan yang gak banget.

Contoh ketiga yaituuuuuu, lagi-lagi adik sepupu saya hehe. Walaupun usianya baru 6 tahun tapi pegangannya Ipad lho, saya saja yang sudah 17 tahun pegang Ipad baru punya dia hehe -,- Bisa mengoperasikan android, BB dan PC, keren gak tuh, saya saa biasanya kalau pinjem android dan BB teman masih agak linglung. Ini saya yang terlalu gaptek apa adik saya yang terlalu modern sih? -,-

Itu baru contoh kecil di sekitar saya, saya yakin di luar sana teman-teman pun sering sekali menemukan hal serupa. Ga kaget sih, karenapengaruh-pengaruh dari luar masuk terlalu jauh. Apalagi lewat peranan media yang tak bisa dipungkiri selalu berada di sela-sela waktu kita. Tayangan televisi, pengaruh teman, majalah, internet, tokoh idola, bahkan sampai buku tugas pun menggerakkan mereka.

Yang paling saya sayangkan adalah kurangnya figuritas yang mereka damba-dambakan, di sini lebih saya tekankan pada artis-artis cilik Indonesia. Orang-orang dewasa dan mengaku berpendidikan yang notabenenya menjadi otak pelibatan mereka dalam dunia entertaiment harusnya berpikir ulang, karena mereka sungguh mengorbankan moral dan pendidikan jutaan anak Indonesia. Bukan seenaknya mengemas acara yang terlalu alay hanya demi uang uang dan uang.

Mari kita cermati dan kupas sejenak.
1. Sinetron picisan yang banyak melibatkan anak
  ~ Saya tak habis pikir ketika secara tak sengaja saya menyaksikan sebuh adegan licik, jahat dan tak berperasaan yang dilakukan 2 anak perempuan kepada anak perempuan lain yang digambarkan sangat polos dan baik hati. Ya saya tahu pak, buk.. Memang peran antagonis dibutuhkan, tapi ya coba deh dikemas dengan cara yang lebih wajar dan mendidik untuk umur-umur mereka. Secara tak langsung sampeyan-sampeyan sudah melatih dan membiasakan kepribadian mereka dengan kekerasan, pikiran licik, dan cemooh-cemooh lho.
 ~ Ada juga adegan tentang anak seumuran (lagi-lagi) TK, sudah (maaf) memeluk, berpegangan tangan dan berciuman dengan lawan jenisnya. Yaaa jangan heran kalau di berita marak dengan kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur.
2. Hilangnya lagu-lagu anak
  ~ Yang ini juga cukup berpengaruh lho. Dulu jaman saya, masih ada lagu-lagu yang mencerminkan kepolosan, keluguan dan kelucuan kita sebagai anak-anak. Bayak banget nilai positifnya, yang diajk untuk nabung, diceritain kalau nanti bisa ke pulau dewata asalkan nilainya bagus, diingatkan kalau bakalan ada  tikus dan kecoa cuma gara-gara jarang bersih-bersih, dan lainnya. Eeeh lagu sekarang sudah main cinta aja terus nanya facebook dan twitter. -___- Mbok ya disadari, kalau lagu-lagu begitu yang disajikan, terus didengarkan, dihapalkan, diikuti, didengung-dengungkan yaaaa lama-lama masuk ke alam bawah sadar dan memproduk mereka.

2 Hal tersebut masih secuil dari berbagai permasalahan calon pemimpin bangsa ini lho. Jadi jangan stag dan mundur untuk berbenah. Ini tugas kita semua, bukan hanya Pak Seto sebagai guru kesenian, komputer, sekaligus merangkap sebagai TU di sekolah saya. Ehm, bercanda ._.v maksud saya Pak Seto yang ketua Komnas perlindungan anak itu lhooo. Ya tugas kita semua, mulai dari bapak-bapak ibu-ibu yang sudah berumur, kakak-kakak yang sudah dewasa, teman-teman yang masih labil, dan adik-adik yang menjadi korban dan calon korban *eeeh*. Mereka adalah generasi penerus, jalan cerita mereka masih panjang, biarlah mereka mengukirnya dengan kebaikan yang harus kita tanamkan sejak mereka dini, di usia-usia mereka saat ini. Karena masa kecil adalah saat paling tokcer untk memasukkan data jauuuuh di bawah sadar mereka. Kembalikan kebahagiaan dan memori indah masa kecil mereka yang sudah terenggut arus globalisasi.


Salam semangat, salam perubahan.,
Wassalamualaikum ^^

6 komentar:

  1. Iya memang berbeda, secara mereka harus berperang juga menghadapi perkembangan zaman. Biasany mereka akan menyadari setelah besar :D

    BalasHapus
  2. huehe, berperang menghadapi perkembangan zaman ya mas? :o Wah tapi ini sudah gatel banget ingin mengembalikan masa kanak-kanak seperti dulu lho :D

    BalasHapus
  3. wah blog yang bagus. saya sangat setuju. dengan tulisannya, tapi kurang sreg dengan penulisnya. hehehe

    BalasHapus
  4. Sebuah realita yg bs jd cambuk bagi kita semua ul. Perubahan untuk mereka semua itu ada ditangan kita semua. Mari terus berbenah, dan semangat untuk mengubah masyarakat. At least, mari kita ubah dari diri kita sendiri, keluarga, baru terjun ke masyarakat :D

    BalasHapus
  5. Setuju boss... :D mulai dr yg kecil sehingga nanti bisa menjangkau yang lbh besar dn luas ^^

    BalasHapus

Cute Purple Rain drop