ULANGAN. Kata yang sudah tak asing lagi di telinga kita, apalagi di kalangan pelajar dan mahasiswa. Bahkan tak jarang, ulangan adalah sebuah momok yang sangat ditakuti dan dihindari. Terkadang mereka tak memiliki persiapan yang matang, lantas mengambil jalan pintas untuk menghadapinya, salah satunya dengan program Sistem Kebut Semalam (SKS). Cara belajar sehari sebelum ulangan, dengan rentang waktu hampir 12 jam non stop. Biasanya dilakukan setelah maghrib sampai pukul 02.00 pagi keesokan harinya.
SKS seakan telah menjadi tradisi pelajar Indonesia di era globalisasi ini. Hampir 65% dari 50 murid SMA pernah dan sering menjalankan program ini sebagai bentuk usahanya dalam menghadapi ulangan. Padahal, mereka harus dihadapkan pada beberapa bab yang harus dihafalkan hanya dalam jangka waktu semalam. Apalagi untuk mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman, latihan dan hafalan tiap detailnya seperti biologi, bahasa Jepang, matematika, fisika.
Sebenarnya banyak dari mereka yang sudah menyadari, bahwa cara mereka tidak efektif untuk diterapkan dan dilestarikan. Tetapi kurangnya semangat dan kemauan untuk mengulang dan mematangkan pemahaman mereka tentang materi yang diajarkan, mendorong mereka untuk menjadikan program ini sebagai suatu kebiasaan.
Materi yang dipelajari dengan sistem kebut semalam ini, biasanya hanya bertahan sampai waktu ulangan selesai. Setelah itu, semua yang masuk telinga kanan dengan sendirinya akan mudah keluar melalui telinga kiri. Otomatis, apa yang telah dipelajari selama semalam suntuk akan hilang tak berbekas. Yang didapat hanya nilai, tanpa ada pemahaman berarti dari materi yang sudah didapat. Bahkan jika terlalu memaksakan diri, bisa menyebabkan stress dan rasa kantuk yang justru membuyarkan konsentrasi dan memori hafalan yang dikebut semalaman.
Bagaimanapun, kebiasaan ini tak cukup baik untuk tetap diteruskan. Karena lambat laun akan membentuk mental pelajar Indonesia semakin buruk. Lebih baik kita mulai dengan belajar, memahami dan mereview materi dengan kuantitas yang sedikit, misalnya hanya 1 atau 2 jam setiap harinya namun dengan konsistensi yang terus dijaga. Juga selalu memberi perhatian penuh dan aktif bertanya terhadap penjelasan dari guru. Selain mempermudah pemahaman, cara belajar seperti ini lebih efektif dan lebih tahan lama tersimpan dalam memori. Sehingga hasil yang didapat bisa lebih maksimal, karena takhanya sekedar mengingat dan menghafal, namun juga memahami secara detail.
hahahaha, kebiasaan penulis nih
BalasHapusapaaaaaaaa-an, -,-
BalasHapusgimana Indonesia bisa maju kalo generasi mudanya kaya gini ? hahahahaha
BalasHapussalam kenal , visit back yaa :)
mbak Audy : hahaha, setujuuuu :D
BalasHapusokeeeee, ^^
Hahaha, SKS selalu menjadi tradisi,,
BalasHapusAh, malangnya negeri kita ini :(
Kunjugan baliknya ditunggu ya .. :)
SKS, SKS, SKS.....
BalasHapusKebiasaan pelajar jaman sekaraaaang, -.-
oke mbaak :)
Kamu pelajar zaman sekarang apa pelajar zaman setelahnya?
BalasHapusJangan2 malah Sistem Kebut Sejam
zaman sekarang lho :p
BalasHapuseiiits, tapi aku ga bilang semua pelajar kyk gituuuuuuu -
aku cuma bilang "kebanyakan"..
gak reeek, Sistem Kebut Semenit. :p
tapi yo gak seh, --"