16 tahun lebih setelah aku lahir, tumbuh dan besar di dunia ini
Yaa, 16 tahun sudah kulihat apa yang belum pernah kulihat sebelumnya,
aku mendengar apa yang belum pernah kudengar sebelumnya,
aku merasakan apa yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
Di sini aku belajar, aku memahami, aku mencoba mengerti
Tentang apa-apa yang tak ku tahu
Di sini aku berbagi, aku mencari, aku menemukan..
Hingga akhirnya aku sampai di titik yang biasa disebut "remaja"
-yang katanya adalah proses peralihan dari anak anak menuju dewasa-
Hingga akhirnya aku menginjak masa putih abu-abu
-yang katanya adalah masa paling indah-
Hingga akhirnya aku mengenal sebuah perasaan yang dipanggil "cinta" "sayang"
-yang katanya mereka itu buta-
-yang katanya mereka itu rela berkorban-
-yang katanya mereka itu adalah nafas dari sebuah kehidupan-
Katanya, yaa memang masih katanya
Karena tak semua berhasil kubuktikan
Beribu sakit sudah menghantam raga dan jiwa ini
Begitu pula dengan hati, yang entah sudah berapa kali tersayat oleh luka demi luka
Tangis kecilku dulu, yang membuat banyak orang bahagia atas hadirnya diriku di sini,
Kini berganti menjadi tangis penuh luka, kecewa, amarah,
Menyenandungkan sebuah pilu, dengan melodi sendu
Peluh, keringat, darah yang menetes dan mengering seiring berjalannya waktu
Lirikan tajam, cercaan pedas, seakan sudah menjai biasa dan akrab untukku
Tapi aku tetap berjalan, bahkan berlari..
Walau masih tertatih, walau harus terjatuh tiap jengkalnya
Itu perjalanan pahit yang membuatku sepintas membenci dunia
Itu perjalanan sulit yang melemahkan kelemahanku
Itu perjalanan sakit yang selalu menggugahku tuk kembali ke memori lama
Bertahun-tahun yang lalu
Saat aku masih putih, bersih
Saat aku masih tak tahu apa itu dunia
Apa itu sakit
Apa itu tangis
Apa itu luka
Saat aku masih berada dalam dekapan ayah ibuku,
Menjadi senyum bagi mereka,
Saat aku masih menjadi ratu,
Yang dimanja, yang dipenuhi segala inginku
Saat tingkah lucuku mengundang tawa bagi orang-orang di sekitarku
Saat aku tak tahu untuk apa aku belajar,
Saat aku tak bisa membaca walaupun hanya satu kata
Saat aku tak perlu susah payah melangkahkan kaki untuk sekolah
Saat itu,
Saat aku belum mengenal arti kehadiran seseorang
Saat aku "hanya" mencintai Tuhan dan orangtuaku
Saat aku masih dengan polosnya tersenyum penuh arti,
Tanpa sebuah kepura-puraan
Memori masa kecil itu sungguh indah,
Menciptakan sebuah nyanyian riang dengan ramai kicau burung bersahutan
Membentuk sebuah melodi indah, bukan melodi sendu yang akhir akhir ini ku rasa
Tapi itu hanya memori,
memori yang sudah PASTI tak dapat terulang kembali.
Dan ketika aku kembali menyelami waktuku saat ini,
Sesuatu membangunkanku,menyadarkanku bahwa ada Dzat yang tak pernah lupa, tak pernah tidur
Bahwa Dzat itulah sumber kekuatan dari segala kekuatan
Yang tak pernah lupa memberi senyum dibalik tangis,
sedalam apapun tangis itu,
sekeras apapun tangis itu,
Bahwa Dzat itulah sumber kekuasaan dari segala kuasa
Yang selalu bisa menyembuhkan luka yang terlanjur menyayat,
sesakit apapun luka itu,
seperih apapun luka itu,
Bahwa Dzat itulah,
Yang tak pernah tidur ketika hambanya berusaha
Yang selalu adil membalas peluh, keringat dan darah yang membanjir
Bukankah aku sedang berada di titik keremajaan yang menjadi jembatan antara masa kekanak-kanakan menuju kedewasaan?
Bukankah aku sedang belajar?
Bukankah aku sedang mencari sebuah arti dalam fase-fase hidup ini?
Bukankah aku sedang berada dalam sebuah perjalanan panjang menuju sebuah keabadian?
Pantaslah bila banyak duri bertebaran di sepanjang jalanku,
Pantas bila banyak kayu melintang menghalangi jalanku,
Karena hidup tanpa ujian adalah sebuah OMONG KOSONG!
DenganNya, atas janjiNya
Bahwa akan ada kemudahan di setiap kesulitan,
Aku tak hanya bisa menangis,
aku tak hanya bisa diam terluka, menahan sakit, beban dan amarah,
Tapi aku juga bisa tersenyum,
Aku bisa tersenyum dan mengatakan pada dunia, bahwa aku masih kuat!
Aku bisa tertawa lepas, mengusir segala jenuh dan penat dengan berbagi canda dan tawa
Aku bukan perempuan lemah yang terus terpuruk dalam suatu keadaan buruk
Aku bisa membuktikan bahwa peluhku, lelahku, air mataku, keringatku, darahku,
tak terbuang hanya untuk kesia-siaan
DenganNya pula, dalam bimbinganNya,
Aku berani berkata
Aku ada!
Aku bukan sampah yang hanya bisa meresahkan,
Aku bukan sampah yang selalu membuat orang menutup hidung tatkala melewatiku,
Aku bukan sampah!
Karena aku, terlahir untuk berkarya demi Tuhanku.
asyeeek
BalasHapusawakmu ancen sangar ul *hug*
huahaha sawangane awakmu ketagihen meluk2 aku deh din :3
BalasHapussalam kenal..
BalasHapusspeechless baca tulian ini..
wew
BalasHapusmassoca: iyaa salam kenal jg :))
BalasHapusswantara: ^^
massoca: salam kenal juga :))
BalasHapusswantara: ^^v