Social Icons

Sabtu, 18 Agustus 2012

Periodisasi Sejarah Indonesia (2)

Assalamualaikum Wr. Wb
Inilah lanjutan dari posting sebelumnya,  Periodisasi Sejarah Indonesia (1)
Check it out :))))
1.                  Masa Orde Lama (1945-1967)
Pada era Orde Lama, masa pemerintahan presiden Soekarno antara tahun 1959-1967, pembangunan dicanangkan oleh MPR Sementara (MPRS) yang menetapkan sedikitnya tiga ketetapan yang menjadi dasar perencanaan nasional:
§ TAP MPRS No.I/MPRS/1960 tentang Manifesto Politik republik Indonesia sebagai Garis-Garis Besar Haluan Negara
§ TAP MPRS No.II/MPRS/1960 tentang Garis-Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana 1961-1969,
§ Ketetapan MPRS No.IV/MPRS/1963 tentang Pedoman-Pedoman Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan Haluan Pembangunan.
Makna: Sebagai tatanan kepemerintahan yang diharapkan dapat membangun Indonesia menjadi negara seutuhnya setelah proklamasi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Masa demokrasi liberal (1950-1959). Demokrasi yang dipakai adalah demokrasi parlementer atau demokrasi liberal. Demokrasi pada masa itu telah dinilai gagal dalam menjamin stabilitas politik. Ketegangan politik demokrasi liberal atau parlementer disebabkan oleh dominannya partai politik yang sangat mementingkan kelompok atau alirannya sendiri dari pada mengutamakan kepentingan bangsa, landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah, tidak mampunya para anggota konstituante bersidang dalam mennetukan dasar negara.
Presiden sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi 3 keputusan yaitu:
Menetapkan pembubaran konstituante
Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali sebagai konstitusi negara dan tidak berlakunya UUDS 1950
Pembentukan MPRS dan DPRS
Makna: Dianggap sebagai sistem pemerintahan yang gagal sehingga menimbulkan beberapa pemberontakan (PPRI dan PERMESTA).
Masa demokrasi terpimpin (1959-1966). Menurut Ketepan MPRS no. XVIII/MPRS /1965 demokrasi trepimpin adalah kerakyatan yang dipimpn oleh hikmat kebijaksamaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Demokrasi terpimpin merupakan kebalikan dari demokrasi liberal dalam kenyataanya demokrasi yang dijalankan Presiden Soekarno menyimpang dari prinsip-prinsip negara demokrasi.
Penyimpanyan tersebut antara lain:
1.      Presiden membubarkan DPR hasil pelimu pertama (1960)
2.      Pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur hidup oleh MPRS
3.      Pengangkatan Ketua MPRS dan DPRGR sebagai menteri
4.      Membuat poros Jakarta-Peking-Pyong
Makna: Dianggap sebagai pemerintahan yang tidak dapat mengayomi masyarakatnya karena ekonomi masih saja memburuk, rencana pembangunan tidak berjalan dan pemerintah hanya sibuk dengan kehidupan politik.
G 30 S / PKI (1965). Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI, Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 di mana enam perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya (Letjen A. Yani, Mayjen Raden Suproto, Mayjen M. T. Haryono, Mayjen S. Parman, Brigjen D. I. Panjaitan, Brigjen S. Siswomiharjo, Lettu Pierre Tandean, Ade Irma Suryani Nasution) dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta yang kemudian dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.
Makna: Menjadi catatan sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Menorehkan trauma yang dalam bagi rakyat.

2.                 Masa Orde Baru (1967-1998)
Lahirnya Orde Baru. Setelah peristiwa G 30 S PKI yang berhasil ditumpas dibawah kepemimpinan Soeharto, Ir. Soekarno memberi kekuasaan tak terbatas kepada Soeharto melalui surat Supersemar. Setelah dikelurkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Penataan dilakukan di dalam lingkungan lembaga tertinggi negara dan pemerintahan. Dikeluarkannya Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah karena Suharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI. Munculnya konflik dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan karena saat itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementara Soeharto menjadi pelaksana pemerintahan. Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya karena akhirnya Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.  Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk mengukuhkan pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai pejabat Presiden RI. Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan pemerintahan negara dan menarik kembali mandat MPRS dari Presiden Sukarno . 12 Maret 1967 Jendral Suharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde Baru. Pada Sidang Umum bulan Maret 1968 MPRS mengangkat Jendral Suharto sebagai Presiden Republik Indonesia.
Makna: Sebagai harapan rakyat untuk kembali menata kehidupan Indonesia yang sesuai dengan pancasila dan UUD 1945.
Pemilu. Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Makna: Realisasi dari sistem kepemimpinan demokrasi, namun semuanya sealu dimenangkan oleh Golongan Karya. Pada pemilu terakhir diwarnai aksi golput Megawati Soekarno Putri yang tersingkir sebgai ketua umum PDI yang tidak diakui rezim pemerintah saat itu. Banyak menimbulkan kontroversi dari masyarakat.
Dwifungsi Abri. Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi ABRI yaitu sebagai peran hankam dan sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan Dwifungsi ABRI. Peran ini dilandasi dengan adanya pemikiran bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan Polri dalam pemerintahan adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD mereka mendapat jatah kursi dengan pengangkatan. Pertimbangan pengangkatannya didasarkan pada fungsi stabilisator dan dinamisator.
Makna: Penyelenggaraan negara didominasi oleh ABRI yang menyebabkan Indonesia mencapai stabilitas sosial, politik dan ekonomi, serta maraknya kasus korupsi.
P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Pada tanggal 12 April 1976, Presiden Suharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila yaitu gagasan Ekaprasetia Pancakarsa. Gagasan tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai Ketetapan MPR dalam sidang umum tahun 1978 mengenai “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila”.
Guna mendukung program Orde baru yaitu Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen maka sejak tahun 1978 diselenggarakan penataran P4 secara menyeluruh pada semua lapisan masyarakat. Tujuan dari penataran P4 adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru. 
Makna: Pancasila telah dimanfaatkan oleh pemerintahan Orde Baru dengan adanya himbauan pemerintah pada tahun 1985 kepada semua organisasi untuk menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal. Penataran P4 merupakan suatu bentuk indoktrinasi ideologi sehingga Pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem sosial masyarakat Indonesia.
Pelita (Pembangunan Lima Tahun).
Pelita I (1 April 1969-31 Maret 1974): Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
Pelita II (1 April 1974-31 Maret 1979): tersedianya pangan, sandang,perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan kerja.
Pelita III (1 April 1979-31 Maret 1984): Trilogi Pembangunan dengan penekanan lebih menonjol pada segi pemerataan.
Pelita IV (1 April 1984-31 Maret 1989): sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri.
Pelita V (1 April 1989-31 Maret 1994): sektor pertaian dan industri.
Pelita VI (1 April 1994-31 Maret 1999): sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
Makna: Dapat menghasilkan kesejahteraan rakyat yang makin meningkat dan merata.
Runtuhnya Orde Baru. Penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah adanya krisis moneter tahun 1997. Sejak tahun 1997 kondisi ekonomi Indonesia terus memburuk seiring dengan krisis keuangan yang melanda Asia. Keadaan terus memburuk. KKN semakin merajalela, sementara kemiskinan rakyat terus meningkat. Terjadinya ketimpangan sosial yang sangat mencolok menyebabkan munculnya kerusuhan sosial. Muncul demonstrasi yang digerakkan oleh mahasiswa. Tuntutan utama kaum demonstran adalah perbaikan ekonomi dan reformasi total. Demonstrasi besar-besaran dilakukan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1998. Pada saat itu terjadi peristiwa Trisakti, yaitu meninggalnya empat mahasiswa Universitas Trisakti akibat bentrok dengan aparat keamanan. Empat mahasiswa tersebut adalah Elang Mulya Lesmana, Hery Hariyanto, Hendriawan, dan Hafidhin Royan. Keempat mahasiswa yang gugur tersebut kemudian diberi gelar sebagai “Pahlawan Reformasi”. Menanggapi aksi reformasi tersebut, Presiden Soeharto berjanji akan mereshuffle Kabinet Pembangunan VII menjadi Kabinet Reformasi. Selain itu juga akan membentuk Komite Reformasi yang bertugas menyelesaikan UU Pemilu, UU Kepartaian, UU Susduk MPR, DPR, dan DPRD, UU Antimonopoli, dan UU Antikorupsi. Dalam perkembangannya, Komite Reformasi belum bisa terbentuk karena 14 menteri menolak untuk diikutsertakan dalam Kabinet Reformasi. Adanya penolakan tersebut menyebabkan Presiden Soeharto mundur dari jabatannya.
Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden RI dan menyerahkan jabatannya kepada wakil presiden B.J. Habibie. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Baru dan dimulainya Orde Reformasi.
Makna: Mengawali catatan pergerakan reformasi bangsa Indonesia yang tidak setuju oleh dampak yang terjadi akibat sistem-sistem yang diterapkan Soeharto. Banyak terjadi pemberontakan yang mengakibatkan beberapa mahasiswa gugur.

^^
Waalaikumsalam Wr. Wb

1 komentar:

Cute Purple Rain drop