Assalamualaikum Wr. Wb.
Hai sobat blogger di manapun kalian berada, apakah kalian pernah melihat sebuah program televisi yang kira-kira judulnya mirip seperti judul postinganku kali ini? Yap, tepat sekali! "Jika Aku Menjadi", adalah program majalah berita, yang menyuguhkan informasi langsung
seputar kehidupan kalangan kelas bawah (pemulung, nelayan, buruh
panggul pasar, kuli panggul pelabuhan, petani penggarap, penangkap
kalong, buruh pemetik jamur, tukang kayu, tukang ojek sepeda, dll.). Informasi
dalam J-A-M ditujukan untuk memberi pemahaman, empati atau simpati pada
masyarakat bawah. Tidak dengan cara karitas atau membagi-bagi
uang/barang/renovasi rumah (seperti program di stasiun-stasiun TV lain),
tetapi dengan menampilkan keseharian mereka di rumah, di lingkungan
sekitar, di tempat kerja, dan sebagainya. (sumber)
Nah, ceritaku dan hampir seluruh anak SMADA kali ini sebelas-duabelas lah dengan program tv di atas. Jika mereka menjajal kehidupan kalangan kelas bawah, kami diharuskan untuk menjajal kehidupan baru bernama mondok. Kegiatan ini tepat berlangsung selama dua hari satu malam, di sebuah pondok pesantren salafi di Surabaya bagian Timur.
***
Angkatan tahun 2013 atau yang sekarang tengah menempati bangku kelas XII SMA di SMADABAYA, mendapat giliran mondok pada hari Jumat-Sabtu, 10-11 Agustus 2012. Berangkat dari rumah masing-masing menuju lokasi pondok pesantren yang berada di Kedinding Lor IX E. Ada yang naik mobil atau motor sendiri, ada yang di antar, ada yang mbemo. Aku sendiri naik motor, tak sendirian, tapi tak juga diantar. Aku memilih jalan pintas dengan nebeng. Aku tiba di lokasi sekitar pukul 07.30. Sudah banyak anak, tapi belum hadir sepenuhnya. Ternyata tak hanya SMADA yang berinisiatif merancang kegiatan seperti ini, spanduk besar yang diletakkan di pintu masuk memberitahukan bahwa SMAN 4, 6 dan 8 juga turut meramaikan pondok. Namun yang tersisa hari itu hanyalah SMADA (kelas XII) dan SMANAM (kelas XI). Setelah menemui beberapa teman, akhirnya aku melakukan registrasi ulang dan mengantongi ID Card bertuliskan 9 D. 9 merupakan ruang kamar dan D adalah ruang untuk materi.
Kurang lebih pukul 09.00 acara pembukaan dimulai. Kami dikumpulkan di beberapa ruangan kelas yang sengaja dipreteli sekatnya. Acara pembukaan diisi dengan pembacaan ayat suci Al Qur'an, sholawatan, dan diikuti beberapa sambutan-sambutan yang membuat peserta mengantuk. Sekitar pukul 10.30 kami dipersilahkan kembali menuju kamar -yang hanya beralaskan karpet dan dihuni sekitar 27 sampai 30 orang-. Beberapa sudah tepar, tertidur di kamar menunggu adzan untuk shalat Jum'at segera dilaksanakan. Beberapa yang lain memilih untuk mengelilingi pondok, atau hanya sekedar mengobrol santai.
Ketika adzan berkumandang, peserta jika aku menjadi kali ini masih saja asyik dengan kegiatannya. Tities, mengajakku dan beberapa teman lainnya untuk segera beranjak dan menempati shaf-shaf masjid. Dengan mala aku menuruti ajakannya. Kami bergegas menuju kamar mandi, dan ternyata keadaan kamar mandi lucu sekali. Ada dua bangunan yang digunakan untuk kamar mandi. Yang satu berdiri sebangun dengan asrama, dilengkapi tempat wudhu pula. Beberapa kamar mandi berjejer di sana (lupa menghitung), tetapi dengan wc disumbat, pintu yang tak bisa terkunci, atau gagang pintu yang bolong sehingga memungkinkan untuk adegan pengintipan dari luar. Bangunan satunya lagi memang dikhususkan untuk kamar mandi, konon baru selesai beberapa hari sebelum acara besar ini terselenggara. Hanya tujuh atau delapan kamar mandi yang sudah bisa digunakan, walau tanpa tempat untuk meletakkan baju. Ditambah dengan atap yang kira-kira seper enamnya bolong sehingga memunginkan juga untuk adegan pengintipan dari atas, hehe ._.v
Setelah shalat Jum'at materi tentang "Puasa" sudah menunggu di ruangan D. Aura-aura kantuk begitu terasa. Tak heran jika beberapa santribaru ini justru tertidur pulas.
Setelah jeda untuk bersih diri, istirahat dan shalat Ashar telah habis, kami diharuskan kembali untuk mengikuti materi fiqih. Tetap saja mayoritas dari kami malah asyik terlelap dalam mimpinya. Hahahaha, XD Sejujurnya kegiatan ini sungguh sangat-sangat membosankan. Aku dan Dinar malah asyik membaca tulisan-tulisan di bangku kelas. Dinar berhasil memotonya walau hanya satu. Kurang lebih seperti ini "Aku cinta curi-curi" "Aku inginkan ketenangan di sini" "Aku mau pulang, temen-temen sudah pulang" dan masih banyak tulisan-tulisan mengharukan lainnya. Kmi membayangkan bagaimana perasaan pelaku corat-coret bangku itu.
***
Bel pergantian acara sudah berbunyi, anak-anak tak sabar berlarian meninggalkan ruangan kelas. Ada yang mandi, kembali tidur, ngobrol santai, yang banyak sih jalan-jalan ke supermarket. Dasaaaaaar!!!!!!! Belum seharian kami di sini, anak-anak sudah berlomba memborong makanan dan minuman di supermarket. -_-
Hingga akhirnya bedug maghrib yang ditunggu tunggu pun tiba, dan kami berkumpul di sebuah lapangan, menukarkan empat buah kupon dengan satu nampan besar berisi nasi, sayur dan ayam yang harus di makan oleh setidaknya empat orang. Kami larut dalam kebersamaan. Di tengah kesederhanaan buka kali ini, makhluk kecil berjalaan sekenanya, tak berasa membuat dosa sedikitpun, membuat sekelompok perempuan yang sedang asyik berbagi makanan, melonjak, berteriak ketakutan mengetahui makhluk bernama kucing itu mengganggu mereka. Spontan saja yang lainnya menoleh dan tertawa. Kapan lagi kan makan bersama-sama lantas digangguin seekor kucing mungil seperti ini?
Setelah shalat Maghrib, acara dilanjutkan dengan shalat Isya dan tarawih plus witir tiga rakaat yang menggunakn kecepatan turbo bin dewa. Kami, murid SMADA dan SMANAM tak bisa menyamai gerakan dan bacaan sang imam yang entah belajar dari mana. Hahaha, setelah tarawih peristiwa ini menjadi perbincangan di khalayak santribaru.
"Aku Al Fatihah durung mari wes ruku' (Aku Al Fatihah belum selesai sudah ruku')" atau "Aku ae durung ruku' malah wes duduk di antara dua sujud kok (Aku saja belum ruku' malah sudah duduk di antara dua sujud)" atau yang sangat-sangat alay "Aku sek ket takbirotul Ikhram, eee wes salam ae. Sangar (Aku baru saja takbiratul Ikhram sudah salam saja)" Hahaha, aku hanya tertawa mendengar mereka.
***
Jangan kira setelah tarawih super turbo kita bisa istirahat dengan nyenyak, masih ada materi "Kewanitaan" yang memaksa mata untuk bertahan hingga pukul 22.00, kemudian dilanjutkan berdzikir ria di masjid yang sengaja dimatikan lampunya. Diikuti shalat tasbih, lantas sahur yang berakhir pukul 02.00. Setelah itu baru kita bisa istrirahat, dan diwajibkan bangun lagi ketika adzan shubuh berkumandang.
Tapi acara yang sudah dibuat ini bisa dikatakan gagal, karena hampir sebaian besar malah tepar di kamar. Berbaur bak pindang yang dijemur, lelap dalam mimpinya hingga waktu sahur dimulai. Termasuk aku, hehe.
Ada sebuah cerita dari teman yang mengikuti dzikir malam. Begini ceritanya,
Adina, dan beberapa teman akrabnya menuju area masjid yang gelap. Begitu sampai, mereka diarahkan oleh seorang petugas pondok menuju sebuah pintu kecil. Adina dkk lantas memasukinya, dan melihat bberapa orang juga seorang anak kecil dengan takzim berucap "Laailaahaillallaah" dengan goyangan kepala yang begitu mantap. Adina dkk merasakan sebuah keganjilan hingga akhirnya mereka sadar mereka sedang berada di pesarean (pemakaman,red). Adina kehilangan kendali atas air matanya, tak pelak tertumpahkan begitu saja dibalik pelukan Free. Tanpa basa-basa lagi mereka memutuskan untuk keluar, dan kembali ke kamar.
DOUBLE WAW BANGET! Aku dan beberapa teman sekamar yang mendengar ceritanya jad ikut merinding.
***
Oke, hari sudah berganti. Hasrat untuk pulang sudah tak terbendung, tapi kami masih harus mengikuti serangkaian acara sebelum ditutupnya kegiatan ini. Sabtu ini dimulai dengan sahur, istirahat, shalat shubuh, bersih diri, istirahat lagi, shalat dhuha, Materi keempat dan keelima yang disajikan secara marathon, shalat dzuhur, penutupan daaan pulang!
Materi keempat kali ini mungkin menjadi materi paing gokil untuk anak-anak di ruangan D. Akhlak temanya. Kami diajarkan untuk mempunyai akhlak yang baik, karena kami perempuan semua kami diberi jurus jitu oleh sang ustaddz. Yaitu perempuan yang melakukan 3 hal ini akan masuk surga. Mata kami seperti baru saja dicharge. Apalgi pembawaan sang utadz yang seringkali mengundang tawa.
Perempuan-perempuan beruntung itu adalah perempuan yang:
1. Betaqwa kepada Allah SWT
2. Berbakti kepada kedua orang tua
3. Berbakti kepada suami.
Beliau menyelipkan seuah kisah romantis bukti bakti Fathimah Azzahra, putri rasulullah kepada suaminya, Ali bin Abi Thalib. Lalu entah mengapa beliau masuk ke jodoh, derajat huruf, nomor handphone dan lain sebagainya yang menurutku sangat sangat gak jelaaas ><. Oke lupakan, Amanda yang langsung meenuju kamar mandi begitu ang ustad keluar kembali dengan bullying dari rekan. :))
Baru beberapa menit sang ustad keluar, ustad lainnya masuk kembali untuk membawakan materi tentang akidah. Cara penyampainnya sangat membosankan, sehingga santribaru yang tadi melek sekali, seakan terhipnotis dan tertidur.
Adzan Dzuhur berkumandang disambut suka cita oleh peserta Jika Aku Menjadi Santri kali ini. Begitu shalat usai, mereka segera berbondong menuju are penutupan dengan sumringah, beberapa jam lagi akan mencium kembali bau rumah masing-masing!
***
Acara penutupan yang ditunggu-tunggu pun tiba, diisi dengan sambutan, kesan pesan, qasidah dan doa. Setelah itu para ekx santri dipersilahkan untuk melakukan ziarah ke pesarean. Karena aku kembali menumpang bersama Aicha, dan Aicha sudah dijemput sedari tadi jadi aku ikut saja padanya. Setelah acara penutupan kami bergegas berpamitan kepada Bu Rus, guru agama kami dan cuss menuju mobilnya om Aicha, lalu memulai perjalanan baru menuju Manukan, yang kemudian kulanjutkan dengan sahabat setiaku, bemo yang mengantarku kembali ke rumah.
Aaaaah, indahnya rumah sangat terasa dalam keadaan seperti ini. Aku Setelah bersih diri dan shalat Ashar, kubaringkan tubuh lelah ini di atas kasur. Ku ambil sony ericssonku, bermain-main dengan layar sentuhnya hingga mendapati celoteh riang eks santri di time line. :))
Senaangnya hati, walaupun banyak yang tak memuaskan di hati. Tapi cukuplah kegiatan ini menambah pengetahuan serta pengalaman baru. Terimakasih Ya Allah, Terima kasih ibu, Terima kasih smada, Terima Kasih pondok, Terima kasih bapak ibu guru, Terima kasih teman. Terima kasih untuk semua pihak yang terlibat.
Wassalamualaikum wR. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar